Perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Tidung dengan kapal ferry memakan waktu sekitar 45 menit. Kami menyadari sudah akan tiba di Pulau Tidung begitu melihat air yang sangat jernih berwarna biru kehijauan dari kapal kami.
Aktivitas yang ditawarkan paket wisata kami meliputi bersepeda di sepanjang pulau Tidung, snorkling, mengunjungi pantai di ujung untuk melihat sunset. Pulau Tidung hanya memiliki 1 jalan yang menghubungkan ujung ke ujung dengan perumahan kecil di sepanjang jalan tersebut, sehingga satu-satunya alat transportasi di sana adalah sepeda. Ada juga betor (becak motor) dari pelabuhan sampai pada tempat kami menginap.
Pulau Tidung juga terkenal dengan jembatan cintanya yang konon katanya bisa mendapatkan jodoh ketika melompat dari atas jembatannya. Jembatan ini menghubungkan pulau Tidung besar dengan Pulau Tidung Kecil, namun belum ada pemukiman di pulau Tidung Kecil, yang sebagian besar masih berupa hutan.
Akomodasi yang ditawarkan pulau Tidung ini juga masih sangat sederhana yang dioperasikan penduduk setempat, karena belum memiliki fasilitas resort / hotel. Kebersihan juga masih sangat kurang. Overall, bisa dikatakan Pulau Tidung belum memiliki fasilitas untuk menunjang pariwisata dan yang mengunjungi pulau ini hampir semua adalah turis lokal. Namun, jika dikembangkan dengan baik, kepulauan ini bisa menjadi salah satu tempat wisata bahari yang cukup menarik melihat airnya yang begitu jernih.
No comments:
Post a Comment